728x90 AdSpace

Latest News
06 November 2012

Jangan Takut Berbeda Kawan

Gambaran kebudayaan populer (popular culture) yang kemudian menciptakan dialektika antara homogenisasi (penyeragaman) dan heterogenisasi (keragaman). Pertama, kebudayaan populer menawarkan keanekaragaman dan perbedaan ketika ia diinterpretasi ulang oleh masyarakat yang berbeda di lain tempat. Kedua, kebudaya populer dipandang sebagai sekumpulan genre, teks, citra yang bermacam-macam dan bervariasi yang dapat dijumpai dalam berbagai media, sehingga sukar kiranya dapat dipahami dalam kriteria homogenitas dan standardisasi baku.

Perkembangan sosial saat ini, pada dasarnya telah melampaui pemikiran modernitas (yang ditandai dengan munculnya industri barang dan jasa) menuju pemikiran pasca modernitas yang cenderung lebih diorganisasikan oleh seputar konsumsi budaya, permainan media massa, dan perkembangan teknologi informasi (Smith, 2001b:214-232).


Munculnya gerakan anak muda yang menginginkan adanya perubahan seringkali seringkali diekspresikan dalam sejumlah tindakan yang secara masif membentuk kebudayaan baru. Sebut saja, muculnya musik rock, komunitas punk, komunitas tatto, wanita berjilbab yang mengenakan celana jins, bahkan sejumlah aktivitas yang cenderung mengarah pada tindakan kriminalpun sering kali menggejala menjadi sebuah ekspresi terhadap kemapanan.

Di tahun 1960-an misalnya, relasi antara rock dan revolusi bukanlah merupakan suatu kebetulan. Bob Dylan menelorkan musik cadas itu justru terpengaruh oleh gerakan sayap kiri sehingga ia sering dimata-matai oleh agen-agen FBI. Solidaritas politik juga sering dimunculkan dalam berbagai lagu rock dan festival musik rock yang muncul saat itu, seperti halnya Woodstock Music and Art Fair 1969, yang kemudian lebih dikenal sebagai Woodstock saja (Frith dalam Lazare [ed],1987 :309)

Perkembangan rock sebagai satu bentuk resistensi terhadap hegemoni kelas dominan yang berkuasa bermula dari wilayah Pantai Barat Amerika (West Coast) pada tahun 1960-an. Counter culture yang lahir dari berbagai kota di wilayah Pantai Barat Amerika merupakan gabungan dari berbagai macam kelompok kultural kelas menengah, seperti hippies, yippies, freaks, heads, flower generation dan gerakan mahasiswa radikal. Kebudayaan yang berkembang muncul secara serempak dalam bentuk demonstrasi dan festival musik rock, seperti yang terjadi pada saat pelaksanaan festival musik Woodstock ’69 pada tanggal 15 Agustus 1969. Festival ini pada mulanya diperkirakan hanya akan dihadiri oleh sebanyak 50.000 orang, namun pada kenyataannya yang hadir dalam festival ini adalah sebanyak 500.000 orang, karenanya Woodstock ’69 dianggap sebagai gerakan terbesar dalam khasanah counter culture (Storey dalam Storey [ed],1994 : 236).

Anggapan bahwa Woodstock merupakan gerakan perlawanan kebudayaan merupakan hal yang tidak berlebihan. Woodstock ’69 merupakan permulaan segala sesuatu yang merupakan awal dari realisasi apa yang dinamakan sebagai sayap politik dalam perlawanan kebudayaan terhadap kelas dominan. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa kaum yippies, pada tahun sebelumnya hanya mampu mengorganisir 10.000 pengikutnya untuk melakukan demonstrasi terhadap Democratic Death Convention, sedangkan Woodstock ’69 secara fantastis mampu mewujudkan dirinya sebagai medium perlawanan (resistensi) yang disuarakan oleh 500.000 audiensnya (Storey dalam Storey [ed],1994 : 236). Perlawanan yang ditujukan pada keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam yang banyak memakan korban generasi muda Amerika (Bannet, 2001:1)

Demikian munculnya komunitas punk juga merupakan merupakan ekspresi perlawanan terhadap suatu kemapanan. Punk merupakan sub-kebudayaan yang lahir di London, Inggris. Awalnya, komunitas punk selalu dikacaukan golongan skinhead. Tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, punk dan skinhead menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an, berideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik. Punk disalahartikan sebagai glue sniffer (para perusuh Inggris yang menggunakan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli).

Punk juga dikenal sebagai gerakan anak muda kelas pekerja di Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan, kemerosotan moral para tokoh politik, lalu memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Dan kini, Punk dikenal sebagai fashion, seperti potongan rambut mohawk ala suku Indian, atau dipotong ala feathercut dan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, dan pemabuk berbahaya.

Kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band penganut punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda. MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.

Demikian munculnya para pecinta tatto di sejumlah negara (termasuk Indonesia) adalah salah satu bentuk ekspresi perlawanan terhadap adanya kemapanan secara normatif. Padahal bagi orang Mentawai, tatto merupakan roh kehidupan, salah satunya adalah untuk menunjukkan jati diri dan perbedaan status sosial atau profesi. Bagi masyarakat Mentawai, tatto berfungsi sebagai simbol keseimbangan alam. Dalam masyarakat itu, benda-benda seperti batu, hewan, dan tumbuhan harus diabadikan di atas tubuh. Juga dalam keyakinan masyarakat Dayak (Dayak Iban dan Dayak Kayan), tatto wujud penghormatan kepada leluhur, dan ungkapan kepada Tuhan terkait dengan kosmologi Dayak. Bagi masyarakat Dayak, alam terbagi tiga: atas, tengah, dan bawah. Simbol yang mewakili kosmos atas terlihat pada motif tatto burung enggang, bulan, dan matahari. Dunia tengah, tempat hidup manusia, disimbolkan dengan pohon kehidupan. Sedangkan ular naga adalah motif yang memperlihatkan dunia bawah.

Tatto sebagai budaya tanding (counter culture) yang dikembangkan generasi muda melawan pengawasan kelompok dominan (orang tua, kalangan elite masyarakat, norma sosial yang ketat, dll). Pengaruh media massa menampilkan artis-artis di televisi, terutama rocker-rocker Barat seperti Guns n’ Roses, Motley Crue, Red Hot Chili Pepper, dll. menjadi idola para fansnya dan menjadi sumber inspirasi untuk menunjukkan jati diri. Sehingga tidak heran jika segala sesuatu yang dilakukan sang artis menjadi daya tartik yang akan terus menerus ditur oleh para penggemarnya . Sejak tingkah laku, pakaian yang dikenal, bahkan cara menyikat gigi pun akan memberi sihir sakti yang akan diikuti.

Selanjutnya kita bertanya pada gerakan perlawanan yang kita bangun sajalah.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan Redaksi. Kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan akan dibuang ke laut.

Item Reviewed: Jangan Takut Berbeda Kawan Rating: 5 Reviewed By: Unknown