728x90 AdSpace

Latest News
24 October 2012

Terus Berubah, Biar kamu dibilang Berbudaya Kawan

Kebudayaan tidak pernah  tetap dan selalu mengalami perubahan. Ia akan akan selalu berkembang dan berubah seiring dengan tingkat interkasi masyarakat yang mendukung kebudayaan tersebut. Kita tidak dapat mengingkari sifat pluralistik bangsa kita sehingga perlu pula memberi tempat bagi berkembangnya kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan agama yang dianut oleh warga negara Indonesia.

Abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Misalnya, mencatat adanya suku-suku yang mereka anggap sebagai suku-suku asing.


Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnografi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.

Bermula dari piknik orang-orang Eropa itulah, sebuah pengertian kebudayaan lahir. Sebab, dengan adanya catatan perjalanan (etnografi) itulah, para “pelancong” dapat mengenal hal-hal baru yang berbeda dengan kehidupan mereka di tempat asalnya. Bahkan, catatan-catan perjalan tersebut mampu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa, untuk dijadikan kajian ilmiah.

Ya, pada permulaan abad ke-19 misalnya, perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dijadikan ranah kajian ilmiah. Dari sinilah, istilah “antropologi” lahir. Ia disikapi sebagai salah satu ilmu yang mengkaji tentang kebudayaan manusia.

Mindset

Kebudayaan secara utuh sebenarnya meliputi pola pikir atau mindset suatu masyarakat (tentang segala perikehidupannya di masa lampau, masa kini dan masa depan). Kebudayaan akan terekspresikan melalui aneka-ragam dan aneka dimensi. Bahkan, muncul penyebutan istilah “kebudayaan elite” dan “kebudayaan populer”.

Secara epistemelogi, seringkali dipertentangkan antara kebudayaan elite dengan kebudayaan populer. Pengertian kebudayaan elite menyangkut pengetahuan, model-model, skema-skema, pola pikir (kognisi), blueprint, dan nilai-nilai yang membentuk perilaku manusia dalam suatu masyarakat/ komunitas. Sedangkan kebudayaan populer lazim disebut sebagai kebudayaan massa, mengacu pada perkembangan intelektual, spritual, dan estetis yang melekat pada diri individu, kelompok, dan masyarakat.

Dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan agama, bersama-sama dengan pedoman berbangsa dan bernegara, mewarnai perilaku dan kegiatan kita. Berbagai kebudayaan itu beriringan, saling melengkapi dan saling mengisi, tidak berdiri sendiri-sendiri, bahkan mampu untuk saling menyesuaikan (fleksbel) dalam percaturan hidup sehari-hari.

Dalam konteks itu pula maka ratusan suku-suku bangsa yang terdapat di Indonesia itu perlu dilihat sebagai aset negara berkat pemahaman akan lingkungan alamnya, tradisinya, serta potensi-potensi budaya yang dimiliknya, yang keseluruhannya perlu dapat didayagunakan bagi pembangunan nasional.

Di pihak lain, setiap sukubangsa juga memiliki hambatan budayanya masing-masing, yang berbeda antara sukubangsa yang satu dengan yang lainnya. Maka menjadi tugas negaralah untuk memahami dan selanjutnya mengatasi hambatan-hambatan budaya masing-masing sukubangsa, dan secara aktif memberi dorongan dan peluang bagi munculnya potensi-potensi budaya baru sebagai kekuatan bangsa.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Post a Comment

Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan Redaksi. Kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan akan dibuang ke laut.

Item Reviewed: Terus Berubah, Biar kamu dibilang Berbudaya Kawan Rating: 5 Reviewed By: Unknown